Minggu, 24 April 2011

Tua tidak = Dewasa, Dewasa = Pilihan !!!

Menjadi tua adalah keharusan sedangkan menjadi dewasa adalah pilihan. Mungkin sepintas jargon ini baisa saja. Tapi justru dari kesederhanaan penyapaiannya ini tersirat makna yang cukup dalam. Tua merupakan sebuah proses alamiah yang pasti akan dialami oleh semua makhluk hidup yang bernaung dibawah kendali ekosistem bumi. Ini merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi. Hal ini terjadi karena kita hidup dan berada di bumi ini selama kita hidup. Bumi tidak terlalu memfasilitasi makhluknya untuk terus menjadi muda sepanjang hidupnya hingga ajal menjemput. Ini terlalu sulit karena bumi memiliki energi dan daya gravitasi yang menarik seluruh elemen yang berada di dalam sistemnya. Tak peduli itu makhluk hidup atau benda mati. Konsekuensi paling indah adalah kita bisa berdiri dan hidup di atas tanah yang sebernya mengalami proses rotasi dan revolusi sekalligus. Ini ajaib dan menjadi suatu keindahan hingga tak ada kehidupan yang lebih indah selain di bumi ini. Namun ada sisi yang tidak menguntungkan dari adanya gaya dan daya gravitasi itu. Dengan berlakunya energi tarik-menarik di atas permukaan bumi hingga level ketinggian tertentu mengakibatkan semua makhluknya mengalami efek dari adaya gaya tarik-menarik. Manusia di bumi akan jauh lebih tua bila dibandingkan dengan manusia yang berada di bulan. Ini sangat dimungkinkan karena bumi memiliki eneregi gravitasi dan mengalami rotasi dan revolusi sedangkan di bulan tidak. Ada garavitasi tapi sangat kecil. Bahkan disinyalir kekuatannnya hanya seperenam kali lipat saja dari gravitasi bumi. Kemudian gerak rotasi dan revolusi bulan tidak secepat dan selama bumi. Hingga perputaran waktu di bulan nyaris tidak seterasa di bumi. Kemudian efek sinar matahari, polusi dan radikal bebas di bulan tidak seganas di bumi.
Otomatis elastisitas kulit manusia di bumi jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan manusia yang hidup di bulan. Semua organ tubuh manusia di bumi terkena dampak langsung dari adanya gravitasi sehingga mengalami penurunan kinerja dan metabolisme. Ini yang menyebabkan mengapa dua manusia yang awalnya berusia sama kemudian satu diantara mereka pergi ke bulan dan lainnya tinggal di bumi . ternyata setelah beberapa tahun kemudian mereka di pertemukan kembali terjadi perbedaan usia dan tingkat kebugaran diantara mereka. Untuk lebih jelasnya hal in pernah diungkapkan panjang lebar oleh bapak fisika modern, Albert Einstein dengan teori relativitasnya.
Tapi bukan itu yang akan saya bahas dalam tulisan ini. Tua merupakan proses alamiah. Tanpa belajar pun manusia akan menjadi tua dengan sendirinya jiak ia diberi kesemaptan hidup untuk samapi pada fase tua. Tua bukan pilihan. Tapi sebuah konsekuensi kehidupan. Setiap manusia dipandang lebih tua oleh proyeksi dan kaca mata manusia yang hidup pada generasi di bawahnya. Suka atau tidak suka kita semua akan menajdi tua. Setidaknya akan dikatakan tua oleh adik atau junior kita.
Namun dewasa adalah sebuah pilihan. Bukan sebuah konsekuensi yang akan datang dengan sendirnya tanpa proses berpikir dan bertindak. Dan dewasa bisa diukur. Tidak hanya secara fisik yang berbanding lurus dengan usia dan ketuaan kita, tapi juga secara mental dan sikap yang notabene dua unsur itu tidak terlihat dan sulit untuk diukur. Namun manusia dengan komunitas dan nilai-nilai kehidupannya mampu menilai manusia dari aspek yang paling mikro. Tentunya parameter dan pembandingnya merupakan suatu standar dan mekanisme yang dicipatakan manusia itu sendiri dan diakui oleh komunitas dimana ia tinggal, hidup dan berinteraksi satu sama lain. Dewasa menuntut manusia untuk bertindak lebih bijak dan lebih mampu memecahkan masalah-masalh kehidupan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Dewasa tidak selal diukur dari kecakapan manusia berbicara dan beretorika ataupun dari pengalaman dan latar belakang hidupnya yang tergolong panjang. Dewasa tidak selamanya berpihak pada orang yang dinilai tua secara usia. Dewasa justru berpihak pada unsure-unsur soft skill yang dimiliki oleh manusia tersebut. Bila unsur soft skill yang membangun dan mampu menjawab tantangan dan permasalahan kehidupan itu makin dimiliki oleh seseorang tidak peduli masih muda usianya dia berhak mendapat predikat manusia dewasa. Dan sebaliknya bagi mereka yang secara usia sudah dinyatakan tua namun tidak memiliki unsure itu maka belum layaklay jika manusia itu dikategorikan sebagai manusia dewasa.
Kemudian satu pertanyaa besar akhirnya ersemayam di pikiran saya. Kapan kita dinyatakan dewasa oleh kehidupan?. Kapan manusia lain memberi penghargaan manusia dewasa itu kepada kita. Ini memang menjadi tantangan tersendiri. Tapi dari setiap perenungan saya akhirnya saya menemukan ukuran yang paling mungkin untuk dapat dikatakan sebagai manusia dewasa. Diantaranya adalah:
  1. Memiliki sikap mental yang positif dan bermanfaat bagi diri, lingkungan dan kehidupan manusia secara universal.
  2. Mampu bersikap proporsional, bertanggung jawab dan tenang dalam menghadapi masalah.
  3. Memiliki refensi dan pengalaman kehidupan yang luas dan mampu mengambil nilai dan pelajaran dari refensi dan pengalaman hidupnya itu.
  4. Memiliki soft skill yang mampu menjawab masalah dan tantangan kehidupan yang semakin kompleks seiring dengan perubahan zaman.
  5. 5. Terbukti secara faktual dan aktual mampu memberikan solusi atas permasalahan kehidupan yang muncul setidaknya bagi masalah dalam kehidupan dirinya secara bijak dan tidak menyimpang dari nilai-nilai universal.
  6. Mampu mengendalikan diri, menempatkan diri pada kondisi, temapt dan waktu yang tepat dan tidak memaksakan visinya kepada orang lain.
  7. Memberi pelajaran universal yang berlaku dalam rentang generasi yang cukup lama.